BANTENPERSPEKTIF.COM, LEBAK---Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan, ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
“Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan”,ujar Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2016 di Alun-alun Kota Rangkasbitung, Jumat (27/05/2016).
Bupati juga mengajak kepada setiap orang untuk melakukan usaha menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Menurutnya Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
“Saya berharap kedepan Kabupaten Lebak terbebas dari sampah terutama sampah plastik, karena yang lainnya bisa kita oleh menjadi pupuk kompos sedangkan sampah plastic ini sangat sulit diurai sehingga bapat menurunkan kwalitas tanah” Ujarnya.
Sementara Kepala Badan Lingkungan HIdup Kabupaten Lebak, Nana Sunjana menjelaskan bahwa peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia dimajukan dari tanggal seharusnyayakni 5 Juni 2016, mengingat pada tanggal itu berbarengan dengan bulan suci Ramadhan.
“Pelaksanaan peringatan sengaja dimajukan tetapi tidak mengurangi makna dan semangatnya, hal tersebut bisa kita lihat dengan antusisnya masyarakat mengikuti peringatan ini” Ujarnya.
Peringatan Hari Lingkungan hidup di Kabupaten Lebak kali ini, dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan mulai dari jalan sehat pelajar, sampai gotong-royong membersihkan Masjid Agung Al-Araf Rangkasbitung.
Meski sebagian wilayah Jakarta dirudung fenomena
kelebihan pasokan (over supply), Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate
Indonesia (REI) Banten menyatakan tren pembangunan kawasan perkantoran
di Provinsi Banten mulai marak belakangan ini.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate
Indonesia (REI) Banten Soelaeman Soemawinata mengatakan, tren
pembangunan kawasan perkantoran bakal mulai mengalir dari kawasan
Tangerang, misalnya Cengkareng dan Serpong, lalu meluas ke sejumlah
wilayah di luar Tangerang.
“Tren properti di Banten dimulai dari meningkatnya
kebutuhan rumah. Dalam jangka panjang, tren itu bergerak ke kebutuhan
institusi pendidikan lalu kawasan komersial seperti rumah toko hingga ke
gedung perkantoran,” katanya, Rabu (30/3/2016).
Apalagi, dengan melonjaknya harga tanah dan
properti di DKI Jakarta, kawasan Tangerang khususnya menjadi lokasi
strategis mengingat kedekatan lokasinya dengan kawasan komersial dan
Jakarta itu sendiri.
Mengutip riset Indonesia Property Watch, nilai
penjualan pada kuartal IV/2015 di Bodetabek-Banten menunjukkan kenaikan
pertumbuhan penjualan sebesar 16,6% (qtq) dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Meski demikian, secara tahunan angka penjualan ini
masih lebih rendah -10,87% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.
Tak hanya itu, menjamurnya kawasan industri di luar kawasan Tangerang,
misalnya Modern Cikande Industrial Estate, Kawasan Industri Terpadu
Wilmar, dan Kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon.
Selain perkantoran, potensi pertumbuhan permukiman
dan area komersial di sekitar kawasan industri juga cukup memungkinkan.
Hal tersebut terlihat dari rencana pembangunan Swiss-Belinn
ModernCikande yang merupakan proyek kerja sama antara PT Modern Asia
Hotel bersama Swiss-Belhotel International.
Hotel berbintang tiga yang menelan investasi hingga
Rp125 miliar ini ditargetkan bisa beroperasi pada akhir tahun depan.
Pembangunan hotel ini berdiri di atas lahan seluas 7.750 m2 dengan luas
bangunan 10.640 m2 dan terdiri dari 10 lantai. ”Dengan adanya hotel
Swiss-Belinn ModernCikande ini, kami berharap bisa menunjang akomodasi
dan melengkapi fasilitas Kawasan Industri ModernCikande sehingga
meningkatkan daya tarik kawasan industri yang kami kembangkan ini,” ujar
William Honoris, Presiden Direktur PT Modernland Realty Tbk.
ModernCikande merupakan kawasan industri yang
dibangun oleh PT Modern Industrial Estat, salah satu anak perusahaan PT
Modernland Realty Tbk. Kawasan industri yang ditargetkan mampu
beroperasi pada pertengahan tahun ini memiliki sekitar 20.000 pekerja
dan lebih dari 200 perusahaan di dalamnya.
Selain itu, wilayah Banten juga menjadi salah satu
wilayah untuk merealisasikan Program Sejuta Rumah. Pembangunan rumah
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) diprioritaskan di dua
lokasi, yaitu Maja dan Serang.
REI Banten membidik pembangunan rumah bagi kalangan
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) naik 52% menjadi 8.000 unit pada
tahun ini. Adapun, REI mampu merealisasikan pembangunan rumah
bersubsidi dengan skema fasilitas likuditas pembiayaan perumahan (FLPP)
pada tahun lalu mencapai 5.262 unit dengan nilai pembiayaan Rp411,1
miliar.
BANTENFAMILY.COM, KOTA SERANG---Komunitas bisnis GenPro Kota Serang akan menggelar kopi dara (Kopdar) di salah satu tempat di Kota Serang. Rencananya Kopdar ini akan mempresentasikan perihal GenPro.
Selain itu, pada acara kali pertama yang digelar GenPro Kota Serang ini juga akan ada penyajian materi "Rahasia Uang, Kekayaan dan Kesejahteraan melalui Financial Literacy" yang akan disampaikan Hari Putra.
Acaranya sendiri akan digelar pada Sabtu, 28 Mei 2016 Jam 08.00 WIB. Menurut Ketua GenPro Kota Serang, Ayatullah Khumaeni, sejumlah nama entrepreneur dari berbagai daerah sudah menyatakan kesiapannya untuk hadir. "Insya Allah banyak manfaatnya," kata Owner Laundry Express ini.
KAMPUNG KB LEBAK--Bupati Lebak, Iti Octavia memberikan bantuan kepada warga Desa Sukaraja, Kecamatan Warunggunung, Kamis (19/5/2016).
BANTENPERSPEKTIF.COM, LEBAK---Sebagai upaya percepatan dalam merealisasikan pelaksanaan program keluarga berencana (KB) secara utuh dan terintegrasi maka Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya berharap dapat membangun kampung KB diseluruh desa dan kecamatan.
Menurutnya, hal tersebut akan berdampak semakin cepat terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. “Program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sesungguhnya merupakan upaya peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup manusia yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh,” kata Iti saat Pencanangan Kampung KB di Desa Sukaraja, Kecamatan Warunggungung, Lebak, Kamis (19/5/2016).
Menurut puteri Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Propinsi Banten ini, ketahanan keluarga merupakan pondasi dan benteng kehidupan yang harus terbangun secara kokoh dalam sepanjang jaman, terlebih kondisi yang berkembang saat ini sudah sangat menghawatirkan.
Perubahan dan pergeseran nilai yang mengakibatkan terjadinya permasalahan sosial, tidak saja disebabkan faktor kemiskinan semata, akan tetapi kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat serta pergesaran nilai-nilai budaya, serta perubahan sosial yang sedemikian cepat sebagi dampak pembangunan informasi dan pengguna teknologi yang tidak terkendali. “Oleh karena itu, revolusi mental yang harus kita lakukan adalah dengan cara memperkuat kembali nilai keagamaan yang dilakukan oleh para orang tua, tokoh agama serta tokoh masyarakat,” pungkasnya. Ditambahkan Iti termasuk penanaman nilai kemanusiaan, nilai kegotong-royongan dan lain-lain, guna terwujudnya tatanan kehidupan keluarga yang semakin sejahtera, berkualitas dan berkarakter. Bupati juga menghimbau masyarakat agar turut serta menyukseskan gerakan wajib mengaji di Kabupaten Lebak dengan tidak menyalakan televisi mulai dari jam 18.00 sampai dengan 20.00 WIB. Sementara Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Lebak, Eka Darmana Putra, menjelaskan pencangan ini adalah wujud komitmen pemerintah daerah dalam rangka membangun ketahanan, sekaligus meningkatkan kualitas kesejahteraan keluarga, sebagaimana telah dicanangkan secara nasional oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten.[PRES RELEASE HUMAS LEBAK]
Prediksi
terbaru yang dirilis Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA)
mengungkap bahwa pada tahun 2100, suhu harian di Indonesia bisa sangat tinggi.
Suhu
40 derajat celsius dapat menjadi kenyataan sehari-hari.
Prediksi
tersebut berdasarkan pada analisis dataset Earth Exchange Global Daily
Downscaled Projections (NEX-GDDP) milik NASA. Data
memuat suhu dari tahun 1950 serta skenario emisi gas karbon dioksida hingga
beberapa dekade ke depan.
Data
yang digunakan NASA tersebut masih kasar dan memiliki keterbatasan.
Namun,
prediksi berdasarkan data yang dikumpulkan lewat riset big data NASA Advanced
Supercomputing Centre di Ames Research Center, California, itu setidaknya bisa
memberi gambaran suhu masa depan.Bila
dengan skenario emisi rendah, suhu harian di Indonesia pada tahun 2100 bakal
berkisar antara 30 - 35 derajat celsius.
Sementara,
bila dengan skenario emisi tinggi, suhu Indonesia bakal berkisar antara 35 - 40
derajat celsius. Juli hingga Oktober akan menjadi bulan terpanas dalam setahun
seiring dengan musim kemarau yang terjadi pada bulan itu. Dalam waktu dan
lokasi tertentu, suhu bisa lebih dari 40 derajat celsius.
Ellen
Stofan, pimpinan ilmuwanNASA,
seperti dikutipDaily Mail,Minggu
(15/6/2015), mengungkapkan, "Dengan dataset global ini, semua punya
perangkat berharga untuk membuat perencanaan seiring memanasnya planet
kita." Bukan hanya Indonesia yang akan mengalami suhu lebih panas. Wilayah
Afrika Utara, India, dan ekuatorial Amerika Selatan akan mengalami suhu harian
lebih dari 45 derajat celsius saat musim panas.
Prediksi ini juga memberi pesan pentingnya langkah mengurangi
emisi gas rumah kaca agar suhu Bumi tak terus meningkat. Lembaga lokal di
Indonesia, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),
mungkin juga bisa melihat datanya dan membandingkan dengan hasil NASA.
BANTENPERSPEKTIF.COM, PILKADA---Pasca terpilihnya Setyo Novanto sebagai Ketua Umum DPP Golkar diprediksi akan memengaruhi peta politik di Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
Menurut informasi, DPD Golkar Banten sejak jauh-jauh hari merapat ke geng Setyo dan Aburizal Bakrie sehingga tiket untuk mendapat restu dari DPP semakin jelas akan diberikan kepada Andika Hazrumy, adik ipar Ketua DPD Golkar Banten, Ratu Tatu Chasanah.
Jika ini yang terjadi maka dinamika politik menjelang Pilkada akan semakin menarik, sebab saudar lain ibu Andika yaitu Tubagus Haerul Jaman yang tak lain adalah Walikota Serang juga sudah gencari mensosiliasikan diri.
Uniknya, keduanya disebut-sebut akan memasang badan sebagai Wakil Gubernur Banten. Sebelumnya Ratu Tatu Chasanah, Ketua DPD Golkar Banten mengatakan bahwa pihaknya menunggu restu DPP siapa yang akan dimajukan pada Pilkada Banten pada Februari 2017 mendatang.
Satu dari seratus satu, pilkada serentak tahun 2017, ada di Payakumbuh. Kendati revisi
UU Pilkada belum disahkan, dinamikanya telah terasa. Walikota Riza
Falepi belum menyatakan diri maju buat periode kedua, malah di beberapa
kesempatan, terlihat ogah-ogahan. Biasalah politisi! Angguk dan geleng
sulit dibedakan. Di sela geleng ada angguk.
Artinya, seperti di banyak daerah, pecah kongsi tak terhindarkan.
Kendati warga kota masih menginginkan keduanya berlanjut, tapi perbedaan
prinsip atau kepentingan tak bisa lagi bersua. Warga kota kebanyakan
tulus, hanya kalangan elite saja yang tahu konflik itu benar-benar keras. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja walikota dan wakil
walikota relatif bagus. Malah, dibandingkan pemerintahan sebelumnya,
beberapa tingkat ada di atasnya, terutama di bidang infrastruktur. Riza
Falepi dan Suwandel Muchtar, sukses meyakinkan warga kota, Payakumbuh bergerak maju, di tengah sulitnya ekonomi nasional dan global.
Tidak mudah keluar dari bayang-bayang
pemimpin sebelumnya, terutama apabila pemimpin sebelumnya itu, dianggap
sukses warga kota. Apalagi, pemimpin sebelumnya dua periode pula
memimpin. Dan Kota Payakumbuh bukan pula kota besar yang apabila,
berteriak dari barat dan timur, utara dan selatan, langsung kedengaran.
Tak butuh media. Media dibutuhkan, di wilayah yang luas.
Orang-orang sudah jarang
bertatap muka seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya. Bahkan, di
wilayah-wilayah seperti itu, media pula yang membentuk realitas, atau
sebaliknya? Apabila, media sudah bilang A, maka A-lah semuanya, meski
realitas sebenarnya B. Orang gagal, bisa dibilang berhasil baik, jika
media bilang berhasil; keberhasilan semu. Pecarut pun, bisa dipuja-puja
dengan bangga.
Tapi, bukan berarti Payakumbuh tak butuh media. Media, tetap
berfungsi sebagai jembatan antarwarga dan warga dengan pemerintah.
Sebab, tak ada pemerintahan yang sempurna, media tak kekurangan bahan
buat otokritik. Hanya saja, media yang berlebih-lebihan, tak sesuai
realitas-berita akan ditinggalkan warga. Warga bisa melihat langsung.
Apalagi, dalam dunia sosial
media saat ini. Warga bisa langsung cross check dan menjadi subjek,
bukan sekadar objek. Bahkan, bisa tersulut dan membuat pemerintahan
bergoyang. Tapi, buat kota Payakumbuh, pemakainya masih terbatas.
Kalaupun banyak, bukan digunakan buat kebutuhan pilkada atau mencari sosok pemimpin. Masih mentah. Menguasai media buat pilkada di daerah, termasuk di Payakumbuh, bukan
faktor yang menentukan. Tapi, bukan pula faktor yang jelek. Itu sangat
mendukung.
Hubungan personal, face to face, pertemanan, kekeluargaan,
dan kekerabatan, sangat menentukan. Apalagi, Payakumbuh telah memasuki
pilkada yang ketiga kalinya. Pola pemilihnya telah mulai terlihat dan
baku. Riza Falepi, termasuk Josrizal Zein bukan yang populer di media.
Yang populer justru tidak berkutik. Setinggi-tingginya ia
disanjung-sanjung, warga tak bergeming. Warga bisa melihat langsung apa,
siapa dan bagaimana tokoh itu. Malah ada yang menyamakan diri dengan Jokowi,
tapi warga melengah saja. Warga lebih tahu, siapa orang tua, keluarga,
sanak-saudara, di mana sekolahnya, dan apa pengalamannya.
Sebaliknya,
orang yang dijelek-jelekkan, bahkan difitnah sekalipun, warga tetap
memiliki penilaian sendiri jika itu tak betul. Kecuali, yang betul-betul
terlihat di mata kepala warga. Seperti di luhak lain, luhak Limapuluh Kota juga memiliki tingkat
konsistensi yang tinggi terhadap pemimpin sebelumnya. Petahana amat
diuntungkan. Tiga kali pemilihan, baik di luhak Agam, Tanah Datar maupun
Limapuluh Kota, petahana selalu menang
atau lanjut di periode kedua. Aristo, Shadiq, bahkan Irdinansyah,
melanjutkan kepemimpinan sebelumnya. Limapuluh Kota selalu dipegang
orang-orang lama.
Dari Alis kepada Irfendi. Artinya, di luhak-luhak itu, termasuk Payakumbuh, tingkat coba-coba
pemilih atau masyarakat terhadap sesuatu yang baru, atau perubahan
sangat kecil. Ingin main aman saja. Tidak mudah terlena dengan
janji-janji atau harapan palsu. Buat apa menanam jika ada yang mau
menyiang. Kalau tidak ada perubahan drastis, pilihan warga selalu
begitu. Petahana akan kembali memimpin. Pecah kongsi tak perlu terjadi,
jika sabar menunggu giliran.
Penulis: Erizal. Direktur InCoSt (Institute for Community Studies)
Jujur
penulis ingin menulis tema ini sudah lama, tepatnya sejak prosesi pergantian
Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq ke Anis Matta. Namun lentik jemari terasa berat
karena beberapa alasan. Pertama, apakah betul PKS berada di posisi krisis? Dan kedua,
apakah yang dilakukan DPP PKS itu bagian dari manajemen krisis?. Saya berusaha
mencari tahu ke sejumlah narasumber termasuk beberapa liputan di media.
Saya
ingin menulis realitas ini dengan ilmiah sehingga bisa memberikan manfaat. Sebab ini masalah serius yang bukan hanya dirasakan oleh struktur PKS,
melainkan bangsa Indonesia secara keseluruhan. PKS merupakan salah satu
instrumen bangsa yang sudah banyak memberikan warna terhadap perpolitikan tanah air.
Krisis
menurut Linke, yaitu sesuatu yang terjadi di luar kebiasaan, misalnya,
kebakaran, kecelakaan kerja atau peristiwa yang dengan mudah dapat
dikategorikan dan dikenali dan mempunyai dampak langsung. Masih menurut Linke,
krisis juga merupakan sebuah kejadian yang mungkin membuat pihak manajemen
terkejut, tetapi masih ada waktu untuk mempersiapkan respon dan antisipasi
terhadap krisis tersebut. Dari definisi yang diungkapkan Linke, sepertinya PKS
masuk dalam kategori krisis. BACA JUGA: Re-Branding PKS Ala Anis Matta VS Sohibul Iman.
Beberapa bukti empirisnya diantaranya, hasil
survey sejumlah lembaga menyodorkan data bahwa kepercayaan publik kepada PKS
anjlok. Menurut survei dari Lembaga Survei Jakarta (LSJ), yang melakukan survei pada 9-15 Februari
2013 terhadap 1.225 responden menunjukkan bahwa hanya 2,6% yang akan memilih
PKS pada pemilu 2014. Survei ini dilakukan pada 33 provinsi di Indonesia.
Margin error plus minus 2,8% dan level confidence 95%.
PKS juga mengalami
masa yang sulit dengan turunnya elektabilitas menuju ke Pemilu 2014.
"Ini terjadi setelah terbongkarnya kasus impor daging sapi yang melibatkan
mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq," kata peneliti LSJ lainnya, Igor
Dirgantara seperti yang tertuang dalam berita di www.ramalanintelejen.com.
Menurut Igor, hal tersebut menyebabkan publik mulai tidak
mempercayai jargon PKS sebagai 'partai bersih'. Hanya 15,7% responden yang
masih yakin PKS sebagai partai bersih, sedangkan 66% mengaku tidak yakin, dan
18,3% lainnya memilih tidak tahu.
Tentu
survei ini bagi PKS dianggap wajar dan di internal PKS tidak terlalu menganggap
penting karena survei bukan Tuhan. PKS
memiliki alasan, diantaranya pada pemilu-pemilu sebelumnya, sejumlah survei
juga melansir bahwa PKS akan jeblok tetapi faktanya suara PKS relatif naik dan
stabil meski pada pemilu 2009 ada Tsunami Demokrat yang mampu meraup suara
terbanyak. Saya tidak akan membahas perkara hasil survei, tetapi ingin membahas
bagaimana manajemen krisis ala PKS yang relatif baik sehingga badai krisis
dimanfaatkan oleh PKS untuk berbenah.
Bicara krisis, saya jadi ingat kasus salah
satu produk yang mengalami krisis luar biasa tetapi mampu memanfaatkan campagin
negatif tersebut menjadi peluang untuk menaikan citra positif produk tersebut.
Masalahnya cuma sepele, ada salah satu konsumen yang membeli produk tersebut
tetapi tidak sesuai dengan spesifikasi yang diiklankan. Lalu konsumen tersebut
bercerita ke sejumlah relasinya di berbagai negara dan dampaknya produk
tersebut mendapat stigma buruk dari customer.
Namun apa yang terjadi, black
campagin tersebut justru dimanfaatkan perusahaan untuk menaikan citra positif
perusahaan. Bagian relation customer perusahaan tersebut tidak mencaci konsumen
yang mengobral pelayanan buruk tersebut, perusahaan juga tidak
mengadukan atau sibuk mengklarifikasi ungkapan konsumen tersebut. Pihak
perusahaan justru memanggil konsumen tersebut dan diberi barang baru dengan
satu bonus produk sejenis dan tanpa dimintai tambahan biaya sepeserpun.
Hasilnya? Waow, cukup menakjubkan.
Konsumen tersebut kembali meneriakan ke
relasinya bahwa perusahaan yang semula dijelek-jelekan ternyata adalah
perusahaan yang memiliki pelayanan memuaskan. Ia bahkan menyarankan relasinya
di berbagai negara untuk menggunakan produk tersebut. Tak ayal, produk
tersebut mendapat pujian dan peningkatan penjualan produk melebihi target.Merunut
apa yang diungkapkan Anis Matta sebagai Presiden PKS yang baru sepertinya
tepat.
Ia tidak terjebak pada black campagin terhadap Lutfi Hasan Ishaq sebagai
representasi PKS, tetapi langsung melakukan konsolidasi internal dan meramu
stigma buruk terhadap PKS menjadi peluang. Sebuah manajemen krisis yang
profesional dan tepat sehingga tenaga PKS tidak terkuras hanya untuk menangkis
isu yang dianggap oleh PKS itu bagian dari rekayasa. Pergantian presiden dari
Lutfi Hasan Ishaq ke Anis Matta juga langkah yang tepat, karena ini menandakan
bahwa organisasi tersebut menggunakan konsep modern karena bermain dengan
sistem bukan personality.
Saya tidak bisa membayangkan kalau manajemen
organisasi PKS mengandalkan personality, hampir dipastikan PKS akan menjadi
bulan-bulanan lawan politik sepanjang masa. Inilah mungkin untungnya partai
yang berbasiskan kader bukan individualistik yang mudah digoyang dan terdampak
ketika terkena badai krisis. Dampak
positif yang dihasilkan dari manajemen krisis ala PKS ini adalah kemenangan dua
calon Gubernur dari PKS yaitu Akhmad Heryawan di pemilihan Gubernur Jawa Barat
dan Gatot Pujo Nugroho yang memenangkan pemilihan Gubernur di Sumatera Utara.
Beberapa
bulan ke depan, PKS juga sedang membuktikan kesuksesan manajemen krisisnya di
pemilihan Gubernur Jawa Tengah yang mengusung Hadi Prabowo-Don Murdono. Steven
Fink, seorang konsultan krisis dari Amerika mengembangkan konsep anatomi krisis
yang dibagi atas empat tahap. Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan
membentuk siklus. Lamanya masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah
variable.
Terkadang keempat tahap berlangsung singkat, tetapi ada kalanya
membutuhkan waktu berbulan-bulan. Keempat tahap tersebut yaitu, tahap Prodormal, dimana krisis besar bermula
dari krisis-krisis kecil sebagai pertanda akan terjadi krisis besar. Pada tahap
ini sebetulnya manajemen sudah bisa melihat tetapi masih dianggap angin lalu
dan tidak menganggap serius sehingga krisis kecil tersebut dibiarkan menjangkit
di tubuh organisasi. Kedua adalah tahap Akut.
Tahap akut adalah tahap antara, yang paling pendek waktunya bila dibandingkan
dengan tahap-tahap lainnya.
Namun salah satu kesulitan besar dalam menghadapi
krisis pada tahap akut adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang
dari berbagai pihak yang menyertai tahap ini. Ketiga adalah tahap Kronis,
dimana organisasi berusaha kerasa melakukan recovery untuk memulihkan citra,
inilah yang sedang dilakukan PKS. Terakhir adalah tahap Resolusi, dimana
manajemen sedang melakukan penyembuhan.
Jika
PKS konsisten dan tidak terjebak pada provokasi dan permainan dari pihak
eksternal maka saya meyakini krisis di PKS akan berbalik menjadi positif. Pengelolaan
krisis gampang-gampang sudah karena harus berkejaran dengan waktu yang sulit
dikendalikan, apalagi ada campur tangan pihak eksternal yang tentu sebagai
suatu kewajaran dalam setiap pertandingan, apalagi ini dunia politik. Namun
sebaliknya, jika PKS gagal mengelola krisis ini maka badai akan semakin rumit
dan njilmet seperti mengurai benang kusut. Tidak tahu ujungnya dimana dan harus
dimulai darimana.
Tentu kita semua berharap PKS mampu mengatasi krisis ini
dengan baik sehingga kembali mendapat kepercayaan publik dan di internal PKS
sendiri memiliki self confidence untuk mewarnai dunia perpolitikan di
Indonesia. Publik tentu berharap PKS kembali memiliki taring yang kuat,
mengepakan sayapnya dengan gagah, bicara lantang tentang anti korupsi karena
tidak ada lagi kadernya yang tersangkut atau teseret dalam isu korupsi.
Keyakinan
saya akan keberhasilan PKS mengatasi krisis ini diantaranya, leadership sosok
Anis Matta, seorang anak muda yang kecerdasannya di atas rata-rata kader di PKS
sehingga kepercayaan kaderpun bersemai. Selain itu, kader-kader PKS masih
didominasi anak-anak muda yang mayoritas memiliki intelektual yang memadai
karena rata-rata berpendidikan. Kasus yang menimpa Lutfi Hasan Ishaq sendiri
menurut hemat penulis tidak terlalu besar pengaruhnya di daerah perdesaan.
Hanya ada dua stasiun televisi yang menyoroti kasus ini secara live dan
kontinue yaitu MetroTV dan Tvone. Maklum, kedua televisi tersebut sejak awal
memang mengambil positioning sebagai TV berita. Sedangkan sebagian besar
masyarakat di perdesaan lebih suka menonton chanel lainnya, seperti RCTI dengan
film Ema Naik Haji, dengan tokoh yang sering dibicarakan warga yaitu Bos
Romlah, Haji Muhidin.
Jadi,
sebetulnya dari serangan udara PKS tidak perlau khawatir yang berlebihan tetapi
juga tidak menganggap enteng. Sebab, mayoritas pemirsa kedua televisi tersebut
adalah kalangan menengah ke atas yang meskipun jumlahnya masih sedikit tetapi
mereka menjadi kelompok rujukan. Kelompok rujukan inilah dalam Teori Komunikasi
menjadi kelompok yang memiliki pengaruh besar karena mampu memobilisasi massa. Tetapi
saya kembali yakin bahwa hal ini sudah bisa ditangkap oleh petinggi PKS.
Terakhir saya ingin mengingatkan bahwa kasus ini menjadi pelajaran berharga
bagi PKS. Saya jadi ingat cerita seekor monyet di atas dahan pohon. Saat ia
bergelantungan di dahan datanglah badai. Sang monyetpun langsung siaga I dan
kedua tangannya langsung berpegangan erat ke dahan, badannya langsung memeluk
pohon agar terhindar dari hempasan badai. Sang monyet selamat karena memiliki
kesiapsiagaan dengan keadaan tersebut. Namun, Monyet lupa ketika angin
sepoi-sepoi datang.
Sang Monyet menikmati angin tersebut sampai-sampai ia
tertidur karena saking nikmatnya. Padahal, angin sepoi-sepoi ini justru
membahayakan sang Monyet dan benar saja. Beberapa saat memejamkan mata, sang
Monyet terjatuh di tanah. Monyet pun baru sadar bahwa kenikmatan yang baru saja
dia dapatkan ternyata kebahagiaan semua yang justru membuat dia terjatuh.
Politik
pasti akan menemui dua hal, yaitu konflik dan musuh. Itu dua hal yang menjadi
keniscayaan ketika kita terjun dalam dunia politik.
~Anis
Matta~
Apa yang dikatakan Anis Matta, mantan Presiden PKS di atas beberapa
tahun silam benar adanya. Itu alasan Anis mengapa ia baru mau masuk ke senayan
menjadi anggota DPR RI beberapa tahun setelah ia menjadi Sekjen DPP PKS hingga
tiga periode.
Dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi nasional,
Anis pernah mengungkapkan bahwa dirinya merupakan pribadi yang mudah terharu
dan perasa atau memiliki darah seni sehingga perasaanya halus, sementara
politik harus rasional. Penggabungan itulah yang membutuhkan waktu bagi Anis
Matta untuk mau terjun ke dunia politik.
Meski hanya beberapa saat menjadi politisi di senayan, namun
Anis tergolong sukses dan menjadi seorang leadership
yang telah teruji kepiawaiannya mengelola konflik. Bagaimana tidak, menjadi
pemimpin disaat partai sedang dihantam badai. Tak tanggung-tanggung badai itu
datang dari segala penjuru dan ia sukses mengatasi itu semua. Kader yang semula
lesu, loyo ia support dengan orasinya
yang penuh optimisime. Idealnya seorang pemimpin memang orator juga, karena dia
akan lebih banyak bicara di depan publik. BACA JUGA: Manajemen Krisis Ala PKS.
Salah satu kepintaran Anis adalah melakukan Re-Branding PKS.
Dari tagline sebelumnya Peduli, Bersih
dan Profesional ia ganti dengan Cinta,
Kerja dan Harmoni. Di bawah kepemimpinan Anis, kader PKS juga dibawa
pandanganya, mainstreamnya ke
gelombang yang lebih menantang yaitu pertarungan global. Anis membawa cara
berpikir kader PKS ke dalam percaturan global, jadi ia tidak lagi hanya mengajak
kader PKS untuk memikirkan Indonesia semata, namun bagaimana kader PKS bisa
menatap dunia.
Untuk itu kader PKS harus mulai melakukan penataan cara pandang,
skill dan kemampuan komunikasi lintas negara. Sebab kader PKS tidak lagi
membawa bendera PKS melainkan bendera Indonesia.
Ini tersirat jelas dalam setiap pidato orasi Anis Matta
selama rentang ia menjadi Presiden PKS. Dalam sebuah kunjungannya ke Kompas, ia
mengeluarkan statement filosofi yang
original dan belum diungkapkan oleh ketua partai manapun. Siapapun yang memimpin Indonesia maka dia harus menjadi OTAKnya
Indonesia, HATInya Indonesia dan TULANGPUNGGUNG Indonesia.
Itulah statement filosofis Anis yang menurut
saya original. Dan dalam sejarah kepemimpinan, seorang leadership selalu mengeluarkan statement filosofis. Soekarno misalnya, banyak statemen filosofisnya yang sampai sekarang mengguggah, seperti Jas Merah, Jangan Lupakan Sejarah atau Berikan Aku 10 Pemuda Maka Akan Rubah Dunia. Dan deretan pemimpin bersejarah di dunia selalu memiliki statement filosofis.
Kembali pada tema tulisan Re-Branding. penulis melihat
tagline yang digaungkan Sohibul Iman seperti ingin menyampaikan kepada kader
dan publik bahwa ia ingin mengembalikan PKS ke momentum beberapa tahun silam.
Re-Branding ala Sohibul Iman seolah-olah ingin mengatakan bahwa ada arah
perjalanan PKS yang “melenceng”, terutama dari sisi cara pandang terhadap
partai dakwah PKS dari sisi pemolesan. Meski belum ada statement resmi tentang
arah PKS dibawah Sohibul Iman secara eksplisit, namun nuansa itu tampak terasa
dibeberapa aktivasi branding yang dilakukan belum lama ini.
Seperti Lomba Baca Kitab Kuning, Lomba Kosidah dan lain
sebagainya. Ini sangat berbeda dengan Anis Matta, dia justru ingin membawa PKS
menjadi partai yang sudah sewaktunya memikirkan dinamika Indonesia dalam
percaturan global. Bahkan ia kaitkan dengan warna KeIndonesiaan, dimana
Indonesia selayaknya menjadi pelopor tentang dinamika global karena punya
sumber daya manusia yang memadai dan itu pernah dilakukan oleh founding father negara ini.
Anis Matta memberikan injeksi baru terhadap kader PKS
tentang cara pandang Islam terhadap Indonesia, terhadap dunia. Seolah-olah Anis
Matta ingin mengatakan secara gamblang bahwa kader PKS sudah cukup memiliki
bekal Agama, hanya saja wawasan keIndonesiaa dan Internasional yang mesti
digenjot supaya bisa diterima seluruh kalangan. Ia pernah mengatakan bahwa
kader PKS harus menjadi leaderhip,
bukan karena KeIslamannya melainkan karena kemampuannya menjadi pemimpin.
Biarlah orang melihat latarbelakang seseorang setelah publik
melihat kecakapannya dalam memimpin. Memimpin yang dimaksud Anis tentu secara
global, baik di lingkungan birokrasi, institusi negara maupun internasional.
Re-Branding ala Sohibul Iman agak berbeda dengan Anis Matta. Dari sisi kata
saja, Berkhidmat, kata ini menurut penulis kurang mengiggit, karena butuh
berpikir lagi untuk menterjemahkan kata Berkhidmat.
Padahal idealnya sebuah tagline itu harus sederhana, jelas
dan orang tidak perlu mikir untuk membaca kata tersebut.
Jangankan kalangan grassroot, kalangan terdidik seperti
mahasiswa saja butuh mikir terlebih dahulu untuk memaknai kata Berkhidmat. Tentu Sohibul sebagai sang
nahkoda memiliki alasan tersendiri tentang hal itu. Re-Branding ini merupakan
kali ketiganya setelah sebelumnya kata Bersih dan Peduli lalu di Re-Branding
dengan menambahkan kata profesional dan menjadi Bersih, Peduli, Profesional. Dan oleh Anis Matta dirombak total
menjadi Cinta, Kerja dan Harmoni. Dan
Sohibul Iman pun merombaknya lagi menjadi Berkhidmat
untuk Rakyat.
Brand itu penting karena dari brandlah publik bisa membaca arah sebuah organisasi atau
partai. Diakhir tulisan, penulis
sampaikan apa yang diulas diatas bukanlah membanding-bandingkan antara Anis
Matta dan Sohibul Iman, karena Anis bukan Sohibul atau sebalikanya Sohibul
bukanlah Anis. Keduanya memiliki latarbelakang yang berbeda.
Anis memiliki pergaulan lintas budaya, agama dan ras sejak
masa belia sehingga ini memengaruhui cara berpikirnya.
Ia tidak memandang
sebuah persoalan dari sudut kacamata internal semata, namun ia pandai
merangkainya dari berbagai sudut pandang sehingga meski muda ia tampak lebih
bijaksana. Masa kecil Anis pernah di sekolah milik umat Kristen, pernah sekolah
milik Muhammadiah, pernah sekolah di institusi pendidikan milik NU.
Anis juga pernah menempuh pendidikan di Lemhanas. Dan
sebagaimana ahli psikologi sampaikan bahwa masa kecil seseorang sangat memiliki
pengaruh terhadap karakter dan cara berpikir seseorang ketika dewasa dan itu
tidak bisa dipoles atau hilangkan, karena itu karakter original seseorang.
Inilah yang kemudian mayoritas kader muda, yang lahir 80-an menyukai gaya Anis,
bukan semata-mata Anis Presiden PKS tetapi lebih kepada lifestyle dan gaya
kepemimpinan Anis Matta yang kalau bahasa gaulnya Anis Matta, Gue Banget.
Karakter original yang dipengaruhi masa kecil tidak bisa
diubah, kalaupun berusaha dipoles hanya berubah sesaat, tapi suatu ketika akan kembali
kepada karakter aslinya sebagaimana dipengaruhi masa-masa kecil. Itu makanya
Nabi Muhammad SAW dalam pengkaderannya tidak mengubah karakter Umar Bin Hatab,
yang garang dan blak-blakan. Nabi Muhammad SAW sepertinya mengerti aspek
psikologis Umar, dia mantan “preman”, jawara dan itu telah mewarnai karakter
Umar Bin Hatab. Nabi Muhammad SAW juga paham, bahwa orang seperti Umar
dibutuhkan dalam suatu momentum dan itu terbukti dalam beberapa kali momentum.
Ketika tidak ada sahabat Nabi Muhammad SAW yang berani
mengantarkan Rasulullah keluar untuk menyampaikan dakwah terbuka maka disitulah
Umar bin Hatab memainkan perannya dan terbukti memiliki manfaat besar bagi umat
Islam, karena sahabat yang semula takut menjadi berani karena ada sosok Umar
Bin Hatab.
Kembali kepada Re-Branding ala Sohibul Iman. penulis memang
belum memiliki histori masa kecil Sohibul iman, dari beberapa literature yang
tersebar, Sohibul Iman mendapatkan warna
heterogonitasnya sepertinya baru ia dapatkan setelah dewasa dan itu bukanlah
karakter original seseorang. Sohibul adalah seorang akademisi alumni salah satu
Universitas di Jepang dan pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina,
Jakarta, dimana tokoh kontroversial Nurkholis Majid pernah bernaung diinstitusi
tersebut.
Sebagai seorang peneliti tentu akan berbeda cara pandangnya
dengan seniman, Anis Matta adalah seniman politik. Ia pandai berpuisi, ia juga
pandai mengurai kata menjadi lebih bermakna. Itu makanya pidatonya renyah
didengar dan membuat detak kagum yang mendengarkannya.
Namun yang pasti dan realitasnya, Presiden PKS sekarang
adalah Sohibul Iman bukan Anis Matta. Siapa nanti yang akan menggantikan
Sohibul Iman? Tentu memiliki cara pandang yang berbeda dan pasti akan mewarnai
arah dan kebijakan partai.
Penulis: Karnoto
Chief in Editor Banten Perspektif.Com (Banten Family
Networking)
Studi Marketing Communication Advertising di Univ. Mercu
Buana, Jakarta.