Headlines
http://www.mahartibrand.com/

Published On:Minggu, 01 Mei 2016
Posted by Unknown

Pasar Menggiurkan, KPay Bidik Pasar Indonesia


BANTENPERSPEKTIF.COM, JAKARTA-- Sejak Februari 2016 lalu, KinerjaPay, salah satu  platform e-commerce asli Indonesia yang kini menjadi pilihan masyarakat telah Go Public di Bursa Efek Amerika Serikat dengan kode KPAY. Dengan harga penawaran saham perdana sebesar Rp.6.500-Rp.7.000 per lembar atau US$0.50 per lembar, pada saat ini, kisaran saham per lembar meningkat menjadi di kisaran Rp. 9.100 – Rp. 9.800 atau US$0.70 per lembar.

Edwin Witarsa Ng, Chairman Kinerjapay Corp mengutarakan kebanggaannya terhadap pencapaian go public ini.  “Kami tidak menyangka bahwa dalam waktu dua bulan ini, kami berhasil meningkatkan nilai saham kami. Hal ini patut disyukuri sebagai prestasi tidak hanya bagi kami namun juga bagi Indonesia, dimana kinerjapay menjadi e-commerce pertama dan satu-satunya yang tercatat di Bursa Efek Amerika,”kata Edwin melalui rilis yang dikirim ke Banten Perspektif, Sabtu (29/4/2016).

KinerjaPay adalah penyedia jasa e-commerce unggulan (www.kinerjapay.com) yang diluncurkan KinerjaPay Corp yang berpusat di Amerika yang melayani berbagai ragam ceruk di pangsa pasar Indonesia. Hingga kini, KinerjaPay telah berhasil menarik lebih dari 32.000 pelanggan aktif dan menjadi pasar untuk lebih dari 20.000 produk dan lebih dari 170.000 transaksi sejak diluncurkan bulan Februari 2015. 

Lebih lanjut, Edwin mengatakan bahwa saat ini perkembangan pasar e-commerce Indonesia semakin cerah di tahun 2016. Edwin menambahkan, saat ini E-Commerce Indonesia sedang dalam fase pertumbuhan tinggi dengan total nilai transaksi yang bisa mencapai lebih dari USD 25 milyar pada tahun 2016. Berangkat dari hal tersebut, Kinerjapay Corp memfokuskan diri untuk garap pasar Indonesia dengan membentuk anak perusahaan yakni PT Kinerja Pay Indonesia. 

Kinerjapay Corp telah menunjuk Deny Rahardjo sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Kinerja Pay Indonesia dan Frans Budi Pranata sebagai Chief Financial Officer (CFO) PT Kinerja Pay Indonesia. Deny Rahardjo telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang Information Technology and telekomunikasi di perusahaan Multinasional seperti Astra Internasional, Microsoft, Polycom dan  Telstra. 


Sementara Frans Budi Pranata merupakan mantan CFO Zalora Indonesia, dan telah meraih penghargaan Best CFO 2013 dan 2015 dan telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keuangan di perusahaan seperti Ernst & Young, PT Perfetti Van Melle (Permen Mentos), Frisian Flag, American Standard dan PT  Yupi Indo Jelly Gum (Permen Yupi). 

Deny Rahardjo selaku Chief Executive Officer (CEO) PT Kinerja Pay Indonesia mengungkapkan, dengan dibentuknya PT Kinerja Pay Indonesia maka Kinerjapay akan semakin fokus garap pasar Indonesia sebagai pertama dan satu-satunya perusahaan E-Commerce Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Amerika Serikat. Hal ini akan ditempuh dengan berbagai strategi yang disiapkan, seperti fokus untuk digital product marketplace dan sistem gamifikasi untuk menumbuhkan dan meningkatkan tingkat loyalitas dan kepuasan pelanggan.” 

KinerjaPay hadir di pasar Indonesia dengan berbagai kelebihan, salah satunya adalah juga mempermudah transaksi E-Commerce melalui dompet digital pribadi (personal e-wallet) dan konsep permainan realitas online (Online Reality Games). Pelanggan KinerjaPay menghabiskan waktu rata-rata lebih dari 30 menit setiap kali kunjungan. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding penyedia e-commerce atau media sosial lain. 

Produk yang populer diperjualbelikan di platform KinerjaPay adalah pulsa telepon (HP) dan eVoucher (makanan, hotel, travel, dan lain-lain). Tim KinerjaPay telah membantu ribuan UKM (Usaha Kecil Menengah) melalui program Kinerja GO ONLINE untuk bisa menjangkau lebih banyak pelanggan dengan menjual produk secara online di KinerjaPay. 

“Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dengan total populasi pengguna Internet sejumlah 200 juta pengguna pada tahun 2020. Dengan semakin bertumbuhnya segmen kelas menengah dan naiknya tingkat pemahaman belanja elektronik, jumlah transaksi belanja elektronik di Indonesia hanya sekitar 0.8% dibanding total belanja eceran di 2015 (sumber: SPCommerce). Hal ini semakin menjadi motivasi kami untuk terus mendorong berkembangnya pasar e-commerce di Indonesia,” tutup Deny. 
 

Sumber: Press Release 
Editor: Karnoto

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Banten Perspektif

Update Unknown News 05.16.00. . Terima Kasih Atas Kesediaanya Membaca Informasi Kami Semoga Bermanfaat. Dan Memberikan Inspirasi



http://www.mahartibrand.com/

http://www.mahartibrand.com/

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://web.facebook.com/noq.murni?fref=ts" target="_blank"><img alt="https://web.facebook.com/noq.murni?fref=ts" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS4R8b10VsZV-B2hQHaATVx04oOL74TL37Wn5lSSShcyM8XLeReUtJUKzYRSOJ4_0PySAuPrV8UAgTKhzm4KFbXvEcy_bpnccKXiSsAoKyhHhi3Cah87KvlnpTcViQzVi04IAXLWsFn1D8/s300/3.jpg" width="320" /></a></div> <br />