Published On:Jumat, 29 April 2016
Posted by Unknown
Sopir Pribadi: Anton Pernah Saya Tinggal di SPBU Tengah Malam
Ade yang tinggal satu kompleks dengan Anton di Bogor, Jawa Barat, mengaku bahwa ia banyak belajar dari kepribadian Anton selama menjadi sopir pribadinya. Lalu seperti apa kenangan yang pernah terjadi dan tidak bisa ia lupakan? Berikut cerita Ade kepada Banten Perspektif. Ketika itu malam sekira pukul 23.00 WIB, Ade dan Anton berangkat untuk suatu acara dari kediamannya di Bogor, Jawa Barat menuju Jakarta.
Karena bahan bakar mau habis, ia pun mampir ke salah satu SPBU di Kemanggisan, Jakarta. "Ketika itu Pak Anton pakai jaket hitam dan kebetulan sambil menunggu mengisi bahan bakar ia mengelap kaca mobil bagian belakang. Namun karena buru-buru, Ade langsung tancap gas usai mengisi bahan bakar padahal Pak Anton masih di luar," kenang Ade sambil tertawa.
Sementara Anton ditinggal di SPBU hanya jaket hitamnya yang mengikuti Ade melaju ke lokasi acara. Ade sendiri belum merasa kalau Anton tertinggal di SPBU. Apakah Pak Anton marah? Semula Ade berpikiran kalau Anton bakal marah besar mengingat tertinggal jauh apalagi Anton pun sempat menelepon Ade, namun tidak diangkat karena mengira Anton iseng.
Bahkan ia sempat berpikiran kalau Anton marah dirinya akan meminta berhenti jadi sopir pribadinya. Dari awal diajak menemani Anton dan keluarga, Ade memang sendiri tidak pernah menanyakan gajinya. "Waktu awal jadi sopir Bapak saya ditanya Ibu (istrinya Anton). "Pak Ade mau jadi sopir Pak Anton emang sudah tahu gajinya berapa?" kata Ade menirukan perkataan istri Anton.
Mobil yang disopiri Ade masih melaju kendati sang majikan tidak ada di dalam kursi bagian tengah. Beberapa kali Anton telepon ke Ade tapi tidak diangkat karena masih mengira Anton iseng. "Masa di dalam mobil aja pakai telepon segala," kenang Ade. Karena merasa Anton berada di mobil Ade tidak menghiraukan telepon dari Anton tersebut. Selang beberapa lama istri Anton yang sedang berada di rumah menelepon Ade.
Rupanya Anton meminta bantuan istri untuk menelpon Ade perihal dirinya yang tertinggal di SPBU sendirian, mengingat Ade tidak mengangkat handphonya ketika ia menelepon. Cara tersebut memang biasa ia lakukan ketika masa-masa darurat seperti yang sedang terjadi saat itu.
"Kata Ibu (istrinya Anton), Pak Ade, Pak Anton ditinggal dimana?" cerita Ade menirukan suara dari istri Anton. Mendapat pertanyaan itu Ade pun langsung menjawab ke istri Anton. "Ada di mobil nih Bu, di belakang," kata Ade kepada istrinya Anton. Istri Anton pun langsung mengatakan kepada Ade agar ia menengok ke kursi belakang. Dan Ade kaget saat menengok ke kursi belakang karena Anton tidak ada, yang tersampir hanya jaket hitam.
"Wadoh, kok ga ada. Benar nih kata Ibu kalau Pak Anton ketinggalan di SPBU. Tak kira jaket itu ada orangnya, ha ha ha," kenang Ade. Ade pun langsung balik dengan perjalanan kurang lebih satu jam. "Jadi satu jam Pak Anton saya tinggal di SPBU sendiri, mana dia ga pegang duit. Kan duitnya ditinggal dimobil," kenang Ade seraya tertawa karena ketika sampai ke tempat Anton bukanyan marah tapi justru becanda.
"Kalau ditinggal bawa duit sih enak, bisa ngopi dulu. Lah ini ga pegang duit," kata Ade menirukan Anton seraya tertawa bersama. Diakui Ade, Anton memang tergolong orang yang tidak neko-neko dan selalu ringan tangan. "Kalau beli oleh-oleh pasti belinya banyak, bukan untuk dia saja tapi tetangga-tetangganya," kata Ade.
Penulis/Editor: Karnoto
Hasil wawancara langsung dengan Sopir Pribadi Anton Apriyantono
