Published On:Selasa, 15 Maret 2016
Posted by Unknown
Kisah Doktor Anton Jadi Menteri [BAGIAN 2] Kaos Kaki Bolong Anton, Kenangan Mantan Mahasiswanya
Sahabat-sahabat seperjuangan,Syukur kepada Allah, sungguh peristiwa yang sangat mengharukan dan tidak disangka-sangka Dr. Anton Apriyantono terpilih sebagai menteri pertanian. Sungguh perjalanan hidup yang tak disangka pula saya berkesempatan mengenal beliau secara pribadi baik sebagai mahasiswa Program Studi Pasca Sarjana IPB maupun asisten beliau semasa kuliah. He is one of the best!
Meskipun beliau tidak diakui secara administratif sebagai dosen pembimbing, dengan penuh ketulusan beliau membimbing saya, membagikan ilmunya, terkadang menemani saya di lab sampai malam, dan yang paling mengharukan, beliau dan Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi (yang ini pembimbing resmi) mendampingi saya di masa-masa yang paling menyedihkan. Ketika saya nyaris kena drop out karena tidak mampu membayar SPP, mereka berdua dengan tulus memperjuangkan masa depan saya, sampai saya berhasil lulus dan menjadi master.
Ruang kerja Pak Anton adalah ruang paling nyaman di IPB. Ketika hati saya hancur, ketika saya kecewa luar biasa karena ketulusan saya dikhianati, ketika hasil kerja keras saya dirampas, ketika saya begitu muak dengan sistem yang tidak adil, ketika saya merasa tidak dianggap sebagai manusia, saya selalu menemukan kedamaian di ruang beliau. Buku-buku pribadi beliau yang dipinjamkan dengan tulus memberikan pengetahuan yang tiada taranya. Internet gratis, komputer yang boleh saya pinjam kalau komputer saya lagi rusak (saya hidup dan membiayai studi dengan menterjemahkan, jadi komputer saya sangatlah penting untuk mencari nafkah).
Scanner yang boleh saya pinjam saat detik-detik terakhir saya harus menyusun thesis padahal sudah kehabisan uang, semua itu sungguh bantuan yang tiada taranya. Juga ketika saya kepanasan, kehausan, kelaparan, di ruang beliau bias terselesaikan semuanya. Takkan terlupakan masa-masa indah ketika beliau menyetir sendiri mobilnya ke Semarang untuk mengantarkan saya dan teman-teman presentasi di Unika Soegijapranata. Kami sempat mampir ke rumahnya di Cirebon, tersesat berkali-kali di perjalanan, dan tak pernah sekalipun beliau complain meskipun penginapan yang saya pesankan cukup memprihatinkan kondisinya.
Dan sungguh takkan terlupakan tumpangan mobilnya saat hujan deras, perhatiannya saat saya sakit, dan senyumnya ketika saya buatkan perkedel keasinan. Hari ini, kecelelah orang-orang yang selama ini memandang rendah terhadap beliau. Tergondok-gondoklah orang yang mentertawakan kaus kakinya yang bolong. Terhinalah mereka semua yang hobi menghina-hina orang karena hal-hal duniawi.
Pak Anton yang sederhana, yang bertahun-tahun tidak punya televisi karena menurut beliau lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, yang suka 'merepotkan' karena sifatnya yang perfeksionis, yang rewel dengan status kehalalan makanan; sifat yang ini menguntungkan saya sebagai tukang cicip :) eh, hari ini sudah resmi jadi menteri!
Sahabat-sahabatku seperjuangan, dengan terpilihnya beliau sebagai menteri, sungguh terpapar pelajaran yang berharga buat kita semua; jika Allah menghendaki, semuanya bisa terjadi. Tanpa menginjak-injak bawahan, tanpa menjilat-njilat atasan, dengan berpegang teguh pada idealisme, Allah telah membukakan jalan baginya.
Sungguh, baru beberapa minggu yang lalu beliau sempat berkeluh kesah kepada saya, "Des sekarang saya sudah tidak mampu lagi langganan jurnal, tidak kuat mbayar." Dan "Cling" Tuhan mendengarkan keluh kesah orang yang baik. Dengan gaji menteri tentunya beliau tidak kesusahan lagi langganan jurnal.
Sahabat, tak lepas dari kodrat beliau sebagai manusia, beliau juga memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Fokus beliau adalah Kimia Flavor, Identifikasi Komponen Organik, Halal-Haram dan ilmu-ilmu njlimet semacamnya. Di bidang pertanian, beliau perlu banyak kita support, juga dalam hal sosiologi. Dan yang paling penting, adalah kewajiban kita semua untuk mengingatkan beliau bila telah menyimpang dari idealisme.
Sahabat, mari kita semua berdoa untuk beliau agar dapat mengemban tugas berat ini dengan baik, agar dikuatkan hatinya untuk menghadapi 'tikus-tikus jahat yang berkuasa di gudang benih para petani', agar dibimbing langkahnya, agar diberkati pengorbanan istri dan putrinya selama ini.
Semoga uang dan kekuasaan tidak membuat beliau menjadi sombong dan semena-mena.
Semoga aturan protokoler yang menyebalkan tidak membuat beliau terisolasi dari kaum tertindas. Semoga syiar beliau tentang kehalalan pangan bisa lebih mendalam dan
meluas, tidak hanya terbatas pada masalah babi, alkohol dan semacamnya tetapi yang
lebih penting lagi tentang darimana rejeki itu berasal, bagaimana rejeki itu diperoleh, dan untuk apa rejeki itu seharusnya dipergunakan, sebab disitulah inti dari ajaran Tuhan tentang makanan yang tertuang dalam semua agama. Pak Anton, guruku, sahabatku,
selamat berjuang, kami akan berjuang disampingmu.
God bless you.
Daisy, mantan Mahasiswa Anton di IPB