Published On:Minggu, 06 Maret 2016
Posted by Unknown
Posisi Strategis, Mestinya Warga Banten Lebih Bahagia, Faktanya?
BANTENPERSPETIF, KOTA SERANG- Dengan posisi strategis sebagai daerah penyangga ibukota negara dan berbatasan langsung dengan Sumatera semestinya Propinsi Banten lebih maju dari daerah lain. Namun faktanya sampai sekarang Banten belum ada tanda-tanda akan menjadi daerah maju.Menurut Anggota DPRD Propinsi Banten Ade Hidayat, problem utama di Banten adalah tata kelola pemerintahan yang belum "menggigit' sehingga pembangunan dirasakan lamban. "Sebagai kesatuan wilayah koridor andalan pengembangan administrasi Banten mestinya berkembang pesat, tapi faktanya sampai hari ini kita masih tertinggal dengan daerah-daerah lain yang sebetulnya secara posisi kalah strategis dengan Banten," kata Ade Hidayat kepada Banten Perspektif.
Dengan jumlah penduduk kurang lebih 10 juta dan tersebar di 4 kabupaten dan 4 kota serta terdiri dari 155 kecamatan serta 1551 desa atau kelurahan, sebetulnya bebannya tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan potensi yang dimiliki Banten. "Jadi sebetulnya problem utamanya di leaderhsip bukan pada potensi daerah, kalau kita memiliki leadership yang baik maka saya yakin Banten akan melesat," ujar politisi Partai Gerindra ini.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Stastitk (BPS) tahun 2014, angka kebahagiaan di Propinsi Banten kalah telak dengan Propinsi Riau yang berhasil menempati posisi teratas secara nasional. Kebahagiaan orang Riau mencapai 72, 42 persen, sedangkan Banten menempati urutan ke 22 dari propinsi yang ada di Indonesia yaitu 68,24 persen. Jadi Banten hanya terpaut 12 dengan propinsi paling tidak bahagia yaitu Papua.
Ada 10 aspek yang menjadi ukuran mengukur kebahagiaan warga suatu daerah, yaitu kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan rumah tangga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah dan aset, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan. Siapapun nanti pemimpin ke depan mestinya mampu memanaj potensi daerah yang ada sehingga tingkat kebahagiaan warga Banten bisa naik.
Jika dibandingkan dengan Riau yang memiliki 12 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 6 juta jiwa. Riau mampu mengumpulkan uang APBD Propinsi Riau sebanyak Rp 11,38 trilun (APBD 2015), sementara Banten yang memiliki potensi luar biasa hanya mampu mengumpulkan ABPD sebanyak Rp 9, 04 trilun.
Rano Karno, usai dilantik menjadi Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang tersangkut kasus pidana, mengatakan bahwa dirinya akan memprioritaskan tiga program yaitu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Redaksi Banten Perspektif