Published On:Jumat, 26 Februari 2016
Posted by Unknown
Kampanye di Jejaring Sosial, Efektifkah?
Marketing politik adalah konsep yang diintroduksi
dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran komersial .
~ Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc;2009 ~
Mengawali tulisan ini saya sodorkan data pengguna jejaring sosial
facebook di Indonesia. Berdasarkan statistik dari iCrossing, perusahaan konsultan iklan di Inggris, seperti yang
beritakan kompas.com, Indonesia berada pada urutan kedua pengguna
facebook dengan jumlah 35 juta pengguna. Indonesia hanya butuh 117 pengguna
facebook lagi untuk mengalahkan Amerika Serikat, yang saat data ini dilansir
Maret 2011 berjumlah 152 juta.
Wajar kalau kemudian sejumlah perusahaan memanfaatkan jejaring sosial
ini untuk media marketing. Gaya marketing komersial inilah yang ditiru para
politisi di Indonesia termasuk di Amerika Serikat. Kesuksesan Barack Obama,
Presiden AS menggalang masa dari jejaring sosial ini telah menginspirasi
politisi di Indonesia. Ini terjadi pada pemilu
2009 lalu yang akhirnya memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
presiden untuk kali keduanya. Meski
faktor ini bukan satu-satunya yang menjadikan SBY menang, tapi teknologi ini
memberikan sumbangsih besar.
Dalam laporannya yang berjudul Online
Campaign Capres dan Wapres di majalah Mix
Marketing Communication, edisi Desember 2011, dikatakan bahwa gaya kampanye para calon
presiden melalui jejaring social cukup
efektif. Disebutkan bahwa SBY memiliki 14 halaman di
facebook yang mengatasnamakan komunitas atau fans SBY, sedangkan Megawati hanya
6 halaman, Jusuf Kalla lebih sedikit yaitu 2 halaman.
Account Facebook SBY pun paling banyak dikunjungi dibandingkan calon
lainnya. Penelusuran Mix hingga minggu ketiga Juni 2009, account Facebook SBY
telah dikunjungi supporters sebanyak
315.138 supporters, diikuti Prabowo 47.746 supporters, lalu Boediono 14.639
supporters, Jusuf Kalla 13.246 supporters, Megawati 4.610 supporters dan paling
sedikit Wiranto 2.263 supporters.
Memang Facebook bukan satu-satunya media yang membuat SBY menang, tapi
dari fakta di atas media Facebook tidak bisa dianggap remeh pengaruhnya dalam
memengaruhi pemilih khususnya floting mass (masa mengambang). Kasus
Prita Mulyasari, gerakan pengumpulan uang logam sukses dilakukan melalui
Facebook. Atau gerakan reformasi di Mesir pun dipengaruhi oleh jejaring sosial
ini.
Diperkirakan, marketing politik melalui media jejaring sosial akan
tetap dilakukan pada setiap pemilu. Pertanyaanya, bagaimana caranya agar
marketing melalui facebook ini berhasil?. Dalam teori manajemen strategi, kita
diharuskan mengetahui lingkungan sebelum melakukan pemasaran apalagi promosi. Tujuannya
agar kita menembak pada tepat sasaran sesuai target yang kitan bidik. Anda
perlu tahu data pengguna Facebook. Darimana? Kita bisa melakukan riset sendiri
atau mengambil dari penelitan yang telah dilakukan sejumlah lembaga.
Berdasarkan hasil
penelitian Icrossing, disebutkan
bahwa pengguna Facebook di Indonesia usianya rata-rata 20 tahunan. "Di
Inggris dan Amerika rata-rata pengguna Facebook berusia 31 tahun, namun di
negara seperti India, Filipina, dan Indonesia rata-rata usia 20 tahunan,"
tulis Gregory Lyons seperti yang dikutip kompas.com.
Kedua, Anda harus menyusun kata-kata yang hendak disampaikan ke publik. Kata-kata ini
tidak kalah pentingnnya menentukan keberhasilan sebuah marketing produk ataupun
gagasan. Bahasa harus disesuaikan dengan target pasar yang kita bidik.
Komunikasi harus efektif sehingga persepsi yang ingin kita sampaikan kepada
audiens bisa diterima. Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss di dalam buku
Psikologi Sosial, karangan Jalaludin Rakhmat, komunikasi efektif menimbulkan
lima hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang baik
dan tindakan.
Ketiga, sebaiknya komentator dari pertemanan Anda di Facebook dijawab sendiri
sehingga hubungan emosionalnya akan lebih deket daripada dituliskan orang lain.
Ini yang disarankan pakar marketing Indonesia Hermawan Kartajaya. Menurut
Hermawan, kampanye di media online merupakan tindakan yang cerdik dan menarik
pemilih. “Sebaiknya kampanye melalui Facebook dikelola sendiri, karena pemilih
akan merasa lebih dekat,” kata Hermawan.