Published On:Kamis, 25 Februari 2016
Posted by Unknown
Mengintip Personal Branding Sang Calon Gubernur [Bagian I]
Personal branding adalah proses yang akan membawa skill, kepribadian,
dan karakteristik unik seseorang dan kemudian membungkusnya menjadi
sebuah identitas yang memiliki kekuatan dibandingkan dengan kompetitor
begitu kata Peter Montoya penulis buku The Brand Called You.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 sudah mulai semakin "nyaring" bunyinya. Sejumlah nama yang digadang-gadang akan meramaikan bursa Pilkada Banten mulai kasak-kusuk, lobi dan melakukan komunikasi lintas partai dan ideologi. Tak hanya itu, sejumlah nama bahkan tengah melakukan personal branding. Harapannya tak lain agar orang tersebut semakin memiliki daya tarik untuk pemilih.
Personal branding mulai dikenal dan semakin akrab dalam dunia politik akhir-akhir ini. Jokowi misalnya, ketika maju pada Pilkada DKI dan Presiden adalah salah satu politisi yang paling "rajin" dibranding. Gaya blusukan yang selama ini dikenal menjadi entry point bagi Jokowi yang kemudian dikelola oleh Tim Sukses Jokowi.
Terakhir Jokowi dibranding sebagai tokoh yang Indonesia banget. Tagline Jokowi Adalah Kita menjadi seperti menggambarkan bahwa Jokowi adalah Indonesia tulen, mulai dari paras wajahnya yang "ndeso", gaya bicaranya sampai urusan pakaiannya dibranding seperti masyarakat Indonesia pada umumnya.
Lalu seperti apa personal branding sejumlah nama yang ramai dibicarakan akan masuk pada arena Pilkada Banten 2017? Berikut intipan Banten Family.
# Andika Hazrumy, jika dilihat dari billboard yang dipasang disudut Kota Serang maka jelas tergambar bahwa Andika ingin memainkan emosional pemilih. Tim Andika sepertinya akan menggunakan strategi sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bibinya di Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, dimana strategi emosional lebih ditonjolkan.
Paras yang ayu yang melekat pada Airin menjadi ikon yang paling menonjol, meski ada "selingan" tentang branding kapasitas Airin namun yang lebih menojol adalah sisi emosionalnya. Demikian pula Andika, sisi emosional, seperti wajah yang tampan menjadi ikon yang paling ditonjolkan. Tidak heran di dalam billboardnya ia menggunakan kata melankolis "I Love AA Andika".
Branding ini tentu memiliki dampak positif, terutama bagi kalangan perempuan dan ibu-ibu, terutama mereka yang bersentuhan dengan gaya hidup infortainment, mereka adalah pemilih emosional. Namun bagi kalangan rasional tentu menjual fisik saja tidak mudah, sesuai karakter pemilih rasional dimana mereka memiliki banyak pertimbangan ketika memutuskan suatu pilihan.
# Mengapa Pakai Baju Koko
Banten merupakan daerah agamis sehingga pendekatan agamis pun harus dilakukan dan salah satunya adalah dari penampilan fisik, termasuk pakaian. Andika bukanlah ustad, bukan ulama, namun dia anak muda yang memiliki keturunan "darah biru". Ibunya adalah mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. Selain itu, saudaranya menempati posisi strategis di sejumlah kabupaten dan kota termasuk DPRD. Pemilih yang bukan kelompok rujukan kalangan agamis tentu dianggap telah "beres" diatur, sekarang tinggal bagaimana melakukan pendekatan dengan jaringan ulama atau dengan orang-orang "awam" yang sangat konsen dengan nilai-nilai agama.
Pendekatan yang paling mudah adalah pakaian dan koko merupakan identitas pakaian muslim yang secara tidak resmi mendapat pengakuan dari masyarakat muslim Indonesia. Andika (tim sukses-red) ingin menyampaikan pesan bahwa meskipun Andika anak muda, bukan ustad, bukan ulama tapi dia sangat deket dengan Agama sehingga ia ingin mengatakan "jangan ragu untuk bergabung dengan Andika".
# Mengapa Masif Melakukan "Serangan Udara"
Politik tidak lepas dari persepsi publik. Istilah persepsi sering disebut dengan pandangan, gambaran atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai saut hal atau objek. Andika (Tim Sukses-red) ingin membuat persepsi bahwa Kota Serang sudah "dikuasai" oleh Andika, dimana-mana ada gambar Andika. Sebagian orang tentu akan beranggapan bahwa Kota Serang punya Andika, meskipun pada kenyataannya memang di Pilkada Kota Serang Golkar menang. Namun dalam konteks Pilkada Banten 2017 itu mesti harus diuji dulu pada hasil Pilkada nanti.
Strategi yang dipakai dalam konteks personal branding sejauh ini cukup berhasil, bahkan beberapa tokoh mulai menilai kalau yang serius nyalon adalah mereka yang sudah ramai mengisi ruang iklan di pinggir jalan. Branding sebagai sosok anak muda yang tampan, agamis pun semakin banyak dikenal publik. Namun apakah personal branding ini tepat atau tidak, lagi-lagi harus diuji pada hasil Pilkada Banten Februari 2017 mendatang. [BERSAMBUNG PERSONAL BRANDING ANTON APRIYANTONO]
Penulis: Karnoto
# Chief in Editor Banten Perspektif
# Studi di Marketing Communication Advertising Univ. Mercu Buana, Jakarta