Published On:Jumat, 26 Februari 2016
Posted by Unknown
Yulianti; Jadikan Kritik Sebagai Motivasi
Yuli, sapaannya, memimpin TP PKK
Kabupaten Tangerang sejak tahun 2013 lalu. Dia mengaku menikmati
aktivitasnya berkecimpung di organisasi yang identik dengan istri-istri
pegawai negeri sipil dan pejabat pemerintahan tersebut.
Sebelum memimpin TP PKK, ibu dua anak
tersebut sudah memiliki pengalaman cukup banyak di bidang organisasi.
Dia juga pernah menjadi anggota organisasi khusus istri anggota dewan
pimpinan rakyat (DPR). Seperti diketahui, sang suami yakni Ahmed Zaki
Iskandar sempat menjadi anggota DPR RI sebelum akhirnya terpilih sebagai
Bupati Tangerang periode 2013-2018.
“Kegiatan PKK tak berbeda jauh dengan
apa yang saya lakukan ketika menjadi anggota persaudaraan istri anggota
(PIA) DPR RI. Sebab, kami melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga
pra sejahtera. Jadi ketika mendapat tugas ini, saya implementasikan
pengalaman yang sudah didapatkan dengan memodifikasinya agar sesuai
dengan keadaan masyarakat di 29 Kecamatan Kabupaten Tangerang,” urai
Yuli di Desa Kohod, Pakuhaji Kabupaten Tangerang, Senin (18/1).
Selama dua tahun memimpin, ada sejumlah
program yang belum maksimal dilakukan TP PKK Kabupaten Tangerang. Yuli
mengaku belum bisa memaksimalkan program di bidang pemberdayaan
perempuan. Sehingga, wajar saja jika ada kritik yang dilayangkan kepada
TP PKK. Tapi, semua kritikan itu menjadi motivasi Yuli beserta TP PKK
untuk semakin bersemangat dalam bekerja.
“Wajar saja jika ada beberapa masyarakat
tidak begitu puas dengan kinerja kami. Tetapi yang harus diingat
kembali, kader PKK itu bukanlah pekerja yang akan menerima gaji pada
awal bulan. Mereka semua adalah para pekerja sosial yang peduli terhadap
lingkungan, terutama perempuan,” kata lulusan Australia itu.
Pemilik gelar sarjana Teknik Informatika
dari salah satu universitas di Melbourne Australia itu mengaku ingin
mengaplikasikan kemampuannya untuk menunjang kegiatan PKK di Kabupaten
Tangerang. Namun untuk saat ini, keinginan tersebut harus dilaksanakan
secara perlahan-lahan. Sebab, sebagian perempuan Kabupaten Tangerang
masih gagap terhadap kemajuan teknologi informasi.
“Sepertinya agak susah bisa menerapkan
pengalaman yang saya dapat ketika kuliah untuk di sini, Sebab
masyarakat, kader PKK tingkat desa, kelurahan dan kecamatan pun di
Kabupaten Tangerang sepertinya belum siap. Tapi bukan berarti tidak
bisa, saat ini saya sedang mencobanya sedikit demi sedikit,”tambah
wanita yang suka dengan warna cerah itu.
Selama menjadi Ketua PKK, Yuli tak
pernah ragu melangkahkan kakinya menuju berbagai desa di berbagai
kecamatan. Melalui kunjungan seperti itulah, dia dapat lebih dekat
dengan kaum perempuan di Kabupaten Tangerang. Selain itu, kunjungannya
dapat pula menyapa kader-kader PKK di setiap daerah.
“Kader-kader PKK di setiap wilayah patut
saya beri apresiasi, sebab, setiap ada kunjungan yang saya lakukan,
mereka pasti selalu menyempatkan diri untuk hadir, walaupun jarak yang
ditempuh sangat jauh. Bahkan, beberapa kader rela naik angkot dan ojek
untuk bisa mencapai lokasi yang jauh seperti kunjungan saya hari ini, di
Desa Kohod,” papar wanita 42 tahun.
Untuk memantapkan dan meningkatkan
keberhasilan PKK Kabupaten Tangerang, Yuli akan memberdayakan semua
jajaran pengurus yang sudah tersusun dalam pokja-pokja. Dengan demikian,
seluruh kegiatan dapat dijalankan pokja bersangkutan secara maksimal
dan diharapkan hasilnya dapat dicapai secara optimal untuk mewujudkan
Kabupaten Tangerang Gemilang.
Sayur Asem Perekat Keluarga
Seabrek kegiatan di luar rumah tak
membuat Tri Hesti Yulianti melupakan keluarga. Perempuan yang lahir di
Surabaya Jawa Timur itu selalu berusaha untuk meluangkan waktu demi
menjaga keharmonisan bersama suami dan anak-anaknya.
Ada sejumlah resep yang diterapkannya
untuk selalu membuat sang suami Ahmed Zaki Iskandar dan anak-anaknya
tetap dekat. Dia menggunakan masakan untuk merekatkan hubungan antar
keluarga. “Bapak itu sukanya sayur asem, apalagi
kalau saya yang buat. Begitu juga anak-anak, sama seperti bapak tidak
terlalu pemilih menu makanan sehari-hari,”ungkap Yuli sambil tersenyum.
Sayur asem yang disajikan tidak berbeda
dengan resep lainnya. Namun ada beberapa bumbu rahasia dari keluarga
yang ditambahkan dalam sayur asli Indonesia itu. Rasanya pun akan
berbeda. Sebab, aromanya menggoda serta bisa menggugah selera makan.
“Makanya sampai sekarang bapak itu
paling suka dimasakin sayur asem, minimal dalam seminggu satu kali. Menu
makanan tambahannya pun sederhana semua seperti tahu,tempe sambal dan
lalapan,” katanya.
Dia mengaku sebagai keluarga pejabat
publik, intensitas waktu berkumpul bersama pasti dirasa kurang. Namun
itu bukan menjadi masalah buat keluarganya. Di-waktu luang seperti akhir
pekan, wanita yang suka orange juice ini lebih memilih tak menghadiri
berbagai undangan dari masyarakat. Yuli Iskandar menganggap akhir pekan
adalah waktu yang harus digunakan untuk bersama keluarga.
“Paling penting mindset kita adalah
quality time, atau kualitas waktu bersama, sehingga ketika berkumpul
suasana akan terasa semakin akrab dan harmonis. Selain itu, kebutuhan
suami dan anak-anak menjadi prioritas saya. Sebisa mungkin mempersiapkan
yang dibutuhkan sebelum mereka menanyakan,”urainya.
Tetapi untuk membalas apresiasi
masyarakat yang telah mengundangnya, wanita berusia 42 tahun ini kerap
datang dilain waktu. “Habis kalo bukan akhir pekan bisa kumpul semua itu
susah, makanya kadang ada beberapa kesempatan undangan dari warga saya
belum bisa hadir, tapi di lain kesempatan pasti hadir ke tempat yang
sebelumnya ngundang untuk silaturahmi,” pungkasnya.
Penulis Panji/Gatot
# Satelitnews