Published On:Sabtu, 27 Februari 2016
Posted by Unknown
Puan: Indonesia Kekurangan Insinyur Teknik
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengemukakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga insinyur teknik yang akan menjalankan percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air."Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5.000 triliun selama lima tahun untuk percepatan pembangunan infrastruktur, namun sekarang ini kita masih banyak kekurangan tenaga insinyur teknik," kata Puan Maharani dalam orasi ilmiah dihadapan 1.002 wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di UMM Dome, Sabtu (27/2/2016).
Ia menekankan jangan sampai peluang bagi insinyur teknik yang banyak dibutuhkan itu hanya dinikmati oleh tenaga kerja asing karena sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air dalam bidang teknik tersebut tidak bisa mengerjakannya dan tidak mampu.
Menurut Puan, dalam lima tahun ini pembangunan infrastruktur terus dipercepat dan dilakukan intensif. Namun, kendalanya ada di tenaga profesional (insinyur teknik) yang jumlahnya masih sedikit.
"Oleh karena itu, sudah emnjadi tugas perguruan tinggi, termasuk UMM untuk mencetak insinyur-insyinyur teknik yang berkualitas dan berkemampuan tinggi," ucapnya.
Apalagi, lanjutnya, jumlah perguruan di Indonesia juga cukup banyak, yakni sebanyak 3.958 berstatus perguruan tinggi swasta (PTS) atau sekitar 95 persen dan lima persennya adalah perguruan tinggi negeri (PTN).
Ketika menyinggung persaingan global, Puan mengaku ada beberapa kelemahan yang dialami Indonesia dalam bersaing di pasar global, yakni rendahnya kemampuan inovasi, kesiapan teknologi, riset, dan pendidikan tinggi, serta minimnya infrastruktur.
Perguruan tinggi, katanya, baik swasta maupun negeri menjadi ujung tombak pendidikan tinggi, sehingga sangat strategis perannya dalam memperbaiki sejumlah faktor yang melemahkan daya saing Indonesia di pasar global tersebut, sekaligus mendorong daya saing nasional.
"Kita memang menginginkan pendidikan tinggi yang betul-betul bisa menempa mentalitas, keterampilan, keahlian dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berintegritas, beretos kerja, berkepribadian, serta berkarakter yang berlandaskan gotong royong," ucapnya. (Ant)
Penulis/Editor: Vicky Fadil
# Warta Ekonomi