Headlines
http://www.mahartibrand.com/

Published On:Sabtu, 27 Februari 2016
Posted by Unknown

Memasarkan “Produk” Politik

Irisan politik dengan bisnis sepertinya makin lengket. Bicara politik pasti ada muatan bisnis di dalamnya meskipun pergerakannya mirip mahluk halus, bisa dirasakan tapi sulit dibuktikan di mata publik. Oleh karena sudah “dibisniskan” maka politik membutuhkan peran pemasaran.

Mengawali tulisan ini saya ingin bercerita kepada pembaca dimana dari cerita ini dapat ditarik kesimpulan bahwa politik dan bisnis sudah menjadi dua hal yang sulit dipisahkan. Ini cerita asli 100 persen dari sumbernya langsung. Ada seseorang calon legislatif (Caleg) dari sebuah partai di sebuah daerah di Provinsi Banten.

“Gila sekarang masyarakat sudah pada pintar bisnis politik, masa sudah diberi sumbangan Rp 17 juta suara saya di tempat itu cuma dapat empat,” kata orang ini dengan nada penuh kecewa karena merasa biaya yang dikeluarkan tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan. Inilah sebagian cerita pinggiran dari sebuah pesta demokrasi di negeri yang memiliki kekayaan alam, tapi entah kemana larinya.

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang itu gagal memasarkan diri kepada calon konsumen. Dalam konteks pemasaran, produk politik yang dijual tidak diterima masyarakat karena pasar ternyata menolak. Sebagaimana yang disampaikan Prof DR Sofjan Assauri dalam bukunya manajemen pemasaran, memasarkan sebuah produk butuh strategi supaya tepat sasaran mengingat biayanya lumayan besar. Nah, dalam membuat strategi pemasaran harus didasarkan pada analisis internal dan eksternal.

Inti dari pemasaran adalah bagaimana calon konsumen mau membeli produk yang kita tawarkan. Inilah mengapa pemasaran membutuhkan strategi. Konsumen selalu mengalami dinamika sesuai dengan perubahan sosial, ekonomi dan teknologi informatika yang berkembang. Strategi pemasaran sangat tergantung pada analisa yang meliputi analisa keadaan pasar, analisa persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya.

Dalam konteks bisnis, analisa pasar ini menyangkut pemetaan atau segmentasi pasar sesuai dengan tujuan perusahaan. Alasannya, suatu perusahaan tidak mungkin menjangkau seluruh lapisan calon konsumen. Dari pemetaan pasar inilah kita bisa memilik strategi pemasaran macam apa yang bisa kita lakukan. Apakah melalui promosi media televisi, koran atau radio.

Analisa pasar juga untuk mengetahui sejauhmana persaingan yang terjadi. Persaingan terdiri dari dua jenis yaitu persaingan langsung dan tidak langsung. Persaingan bisa dikatakan langsung jika produk dan pasarnya sama, sedangkan pesaing tidak langsung biasanya terjadi karena ada konsumen dihadapkan pada kondisi tertentu.

Misalkan, dalam sebuah acara pedagang es dawet merasa tidak memiliki pesaing karena pedagang di sebelah kanan dan kirinya tidak ada produk yang sama dimana kebanyakan adalah the botol dan air mineral. Namun kondisi bisa berubah ketika dalam acara itu para calon konsumen memiliki waktu terbatas untuk membeli minuman. Sementara pada sisi lain warung Anda antre, hampir dipastikan pedagang yang memiliki produk berbeda dengan es dawet Anda menjadi pesaing. Pasar tidak lagi memikirkan es dawet Anda enak tapi bagaimana rasa haus bisa segera ditangani maka konsumen membeli barang yang bisa menggantikan fungsi es dawet.

Dalam konteks nasib caleg tadi, bisa jadi dia tidak melakukan analisa pasar terlebih dahulu sehingga asal menjual. Akibatnya dana puluhan juta yang ia sebarkan tidak memberikan manfaat bagi dirinya selain pahala, itupun kalau ikhlas. Perlu dingat bahwa untuk memahami pemasaran kita perlu mengerti bauran pemasaran atau sering dikenal dengan istilah marketing mix.

Menurut Philip Kotler, marketing mix terbagi menjadi empat P yaitu Product (produk), Price (harga), Place (distribusi) dan Promotion (promosi). Pada kesempatan berikutnya saya ingin menulis detail tentang 4 P itu meski sesungguhnya sudah ada sebagian yang telah menambah sehingga menjadi 6P bahkan 7P. 

Penulis pikir, konsep pemasaran yang ditulis Philip itu bisa dipakai dalam konteks politik dimana produk politik membutuhkan pemasaran. Diujung tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa masih ada banyak hal yang bisa kita perdalam mengenai pemasaran, mulai dari riset pasar, media pemasaran yang efektif bisa digunakan dan psikologi konsumen. Sampai pada tulisan berikutnya semoga tidak bosan membacanya. ****
Penulis: Karnoto
# Chief in Editor Banten Family Networking
# Weblog: http://maskarnoto.blogspot.co.id/

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Banten Perspektif

Update Unknown News 22.48.00. , . Terima Kasih Atas Kesediaanya Membaca Informasi Kami Semoga Bermanfaat. Dan Memberikan Inspirasi



http://www.mahartibrand.com/

http://www.mahartibrand.com/

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://web.facebook.com/noq.murni?fref=ts" target="_blank"><img alt="https://web.facebook.com/noq.murni?fref=ts" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS4R8b10VsZV-B2hQHaATVx04oOL74TL37Wn5lSSShcyM8XLeReUtJUKzYRSOJ4_0PySAuPrV8UAgTKhzm4KFbXvEcy_bpnccKXiSsAoKyhHhi3Cah87KvlnpTcViQzVi04IAXLWsFn1D8/s300/3.jpg" width="320" /></a></div> <br />



    Blog Archive